Reformasiaktual.com//SELAYAR-Kepulauan Selayar
Menyikapi pernyataan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wilayah VI Sulawesi Selatan, Usman, S.Pd, MM dimedia ini siang tadi, Ketua Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS), Drs H Muh Fatri, M.AP selaku korban telah lakukan konfrontir. Apa yang diutarakan oleh Kacabdin, Usman via media ini, sama sekali tidak benar. “Kacabdin itu memukul saya. Hanya saja, saya sempat tangkis pukulannya. Dan buktinya jam tangan saya rusak. Dan perlu perbaikan. Itu para kepala sekolah dan pengawas yang hadir bisa jadi saksi.” ungkap H Muh Fatri via selulernya pasca membaca berita yang terbit dimedia ini siang tadi.
Saya tidak melaporkan ke polisi hari itu lanjut Muh Fatri, karena arahan Koordinator Pengawas (Korwas) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sulsel agar persoalan ini dapat diselesaikan secara kekeluargaan saja. Juga tentu dengan berbagai pertimbangan lain. Dan ini tambah Muh Fatri akibat dendam lama yang kembali menyeruak. Sebab saya pernah diajak berkelahi oleh Usman ketika Hj Rosdiana Rustam menjabat sebagai Kacabdin Dikbud Wilayah VI Sulsel. Terkait data Dapodik yang dianggap tidak valid yang memunculkan sebuah tuduhan yang dialamatkan ke SMKN 2 Selayar yang menghilangkan data Dapodik istrinya.” tambah dia.
Sehingga dalam rapat itu saya kemudian interupsi dan meminta agar diberikan ruang kepada istrinya untuk berbicara. Sebab dia ngotot terus saat itu. Malah justru Usman mengajak saya untuk berkelahi. Tak lama setelah itu, datanya sudah valid. Tapi dia tak pernah menyadari diri jika dia merasa bersalah. Selalu dia yang mengaku dirinya benar.” pungkas Muh Fatri kepada media ini.
Hal yang sama juga dilakukan saat rapat diskusi tentang Hari Guru Nasional (HGN) yang berlangsung di SMKN 3 Bonehalang Selayar pada Senin (15/11/21) yang lalu. Setelah memberikan arahan mengenai HGN, ia memberikan kesempatan kepada para kepala sekolah dan pengawas untuk mengajukan pertanyaan. H Rusli salah seorang pengawas saat itu mengajukan dua pertanyaan. Salah satunya menanyakan seputar kasus Kacabdin Dikbud Wilayah VI Sulsel, Usman dengan H Abd Rahman. Namun oleh Kacabdin malah mempertanyakan kinerja para pengawas. Dengan mengambil salah satu contoh pada SMAN 6 Selayar yang pengawas pembinanya adalah H Rusli.
Melihat kondisi rapat yang dinilai sudah mulai melenceng dari agenda undangan, sayapun interupsi. “Mohon agar kita kembali ke agenda undangan. Ini mengingat jangan sampai memunculkan persoalan baru lagi. Dari situlah Kacabdin langsung tersinggung dan meminta saya untuk keluar dari ruang rapat. Saat saya berdiri karena saya diminta keluar, diapun berdiri dan memukul saya. Tapi saya sempat tangkis. Sehingga yang dikena cuma jam tangan saya. Dan dengan spontan saya bilang,” Kau memukul saya, akan saya laporkan kau ke polisi. Diapun tampak gugup.” ungkap H Muh Fatri menjelaskan.
Sumber lain juga menyebut jika Usman itu arogansinya tinggi. Dan menurut versi saya, pengawas itu kantornya di Dinas Pendidikan Propinsi. Kepala Cabang Dinas hanya sebatas garis koordinasi. Tapi Usman selalu memaksakan pengawas untuk hadir setiap saat dikantornya. Dan malah kami telah memperoleh informasi bahwa Kacabdin itu sudah pernah mendapat teguran dari Dinas Pendidikan Sulsel untuk segera memperbaiki diri. Tapi nyatanya malah semakin menjadi-jadi. Tak bisa merubah diri.” sesal sumber itu.
Mestinya sebagai seorang pimpinan ketika turun ke sekolah-sekolah janganlah mencari-cari kesalahan. Justru kalau ada yang dianggap kurang sempurna kita harus menutupi kekurangan itu dan melakukan upaya pembinaan. Ini yang tidak dilakukan oleh Kacabdin. Disamping itu, memang Kacabdin bukan cuma satu atau dua orang yang diperlakukan begitu. Sudah banyak. Baik stafnya sendiri, guru, kepala sekolah dan juga pengawas. Itulah sebabnya banyak yang mengeluh dengan tindakan dan prilakunya selama ini.
Sehingga kami meminta dengan sangat kepada pemegang kebijakan tertinggi di Sulsel untuk segera mengambil langkah dan solusi terbaik dengan tidak membiarkan persoalan ini berlarut-larut. Ini baru menggunakan kepalang tinju. Siapa yang bisa menjamin jika besok lusa terjadi kejadian yang serupa dan sudah menggunakan senjata tajam.” kata sumber itu seraya menambahkan bahwa tidak ada niat bagi kami untuk menggulingkan Usman dari jabatannya sebagai Kacabdin Dikbud Wilayah VI Sulsel. Tapi itu hanya karena perbuatan dan prilakunya dengan tidak menghargai bawahannya selama ini.” kata sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya ini.
(M. Daeng Siudjung Nyulle)