Reformasiaktual.com//Probolinggo- Gunung Bromo, Air Terjun Madakaripura dan Snorkeling Gili Ketapang masih menjadi salah satu destinasi yang diingat para traveler ketika mendengar tentang wisata Kabupaten Probolinggo. Asumsi itu memang benar karena semua itu adalah wisata andalan Kabupaten Probolinggo.
Namun sekali-kali cobalah jelajahi keindahan Kecamatan Tiris. Wilayah yang diapit Pegunungan Hyang/Argopuro dan Gunung Lemongan itu ternyata mempunyai banyak destinasi wisata lain yang tidak kalah menarik bahkan lebih menantang.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Probolinggo Yulius Christian menyebutkan jika dunia sudah mengakui Gunung Bromo sebagai destinasi wisata jujukan para turis lokal dan mancanegara. Namun, tak ada salah melirik destinasi wisata lainnya yang tidak kalah eksotisnya. “Bahkan dengan akomodasi dan biaya yang sangat murah,” ucapnya, Selasa (13/12/2022).
Tiris yang berada di ketinggian antara 700 hingga 1.000 mdpl menyimpan keindahan alam yang tidak akan membuat traveler bosan untuk mengunjunginya. Salah satu keindahan alamnya adalah adanya ranu (danau) alami.
Ranu-ranu itu antara lain Ranu Agung, Ranu Segaran, Ranu Segaran Kidul, Ranu Merah dan Ranu Gedang. Semua dapat dinikmati sekaligus saat berkunjung ke Tiris. Salah satu yang menjadi favorit wisatawan adalah Ranu Agung yang lokasinya di Desa Ranu Agung.
Selain 5 (lima) ranu tersebut, Tiris juga mempunyai beberapa air terjun yang pesonanya mulai berseliweran di akun-akun Instagram para traveler. Diantaranya air terjun Purba Tirai Bidadari di Desa Jangkang yang dibawahnya tepat aliran sungai Pekalen yang juga merupakan perlintasan jalur arung jeram.
Selain itu ada air terjun Mukjizat yang berada di Desa Andung Biru, Pemandian Air Panas Tiris dekat Ranu Segaran. Kemudian ada Candi Kedaton dan Perkebunan Teh Gambir di Desa Andung Biru.
Dan yang paling memacu andrenalin adalah wisata olahraga arung jeram atau rafting di Sungai Pekalen yang berhulu di Dusun Angin-angin Desa Ranu Gedang.
“Kecuali wisata arum jeram yang dikelola secara profesional, semua destinasi wisata alam itu masih dikelola masyarakat setempat lewat kelompok sadar wisata (darwis) dan Pemerintah Daerahemda,” terangnya.
Tiris memiliki mitologi sejarah “Dewi Rengganis” yang konon ceritanya berkedudukan di sepanjang lereng Pegunungan Argopuro.
Bukti cerita ini dapat dijumpai pada “Candi Kedaton” di Desa Andung Biru. Traveler dapat membacanya lewat relief yang ada di kaki candi tersebut. Dimana pada masa kerajaan Majapahit tahun 1293 M, wilayah Tiris pada masa itu masuk dalam kekuasaan Keraton Lamajang yang dipimpin oleh Prabu Minak Koncar.
Pada masa inilah bumi Tiris mulai dirambah oleh penebang kayu atau perambah hutan dari Desa Ganding (kini Desa Gading Kecamatan Gading) dan Desa Pajarakan. Perambah hutan kala itu mulai membuat pemukiman kecil sebagai tempat persinggahan yang bernama Kedaton.
Lama kelamaan pemukiman itu mulai ramai dihuni oleh orang. Para perambah hutan juga membuat pemukiman di sekitar danau atau ranu yang belum ada namanya. Baru setelah dikunjungi oleh Prabu Hayam Wuruk dalam expedisinya pada Kamis Pahing tertanggal Raspati Jenar atau 4 September 1359 M, diberi nama Ranu Segara (kini Ranu Segaran).
Bahkan jauh sebelumnya, yakni pada masa Kerajaan Singosari tahun 1222 M, hutan belantara yang berada di antara Pegunungan Hyang (Argopuro) dan Gunung Puji (Gunung Lemongan) menjadi tempat bertapanya Ken Arok. Raja yang bergelar Prabu Sang Amurwa Bumi tersebut, bertapa ketika masih belum menjadi Raja Singosari.
Selain mempunyai destinasi wisata sarat sejarah menakjubkan, aneka buah dapat ditemukan sepanjang jalan Tiris, utamanya pada saat musim buah. Semisal durian, alpukat, rambutan, pisang dan manggis lokal Tiris. Harganya lumayan murah, cocok sebagai hidangan penutup mulut.
( Yuni nada RA)