ReformasiAktual.com//Limapuluh kota — Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota akan merenovasi lokasi makam sembilan syuhada yang terlibat dalam peristiwa Titian Dalam di Kenagarian Pandam Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh.
Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, menyampaikan komitmen ini pada acara tabur bunga peringatan gugurnya sembilan Syuhada pada tanggal 10 Januari.
“Kami berkomitmen untuk memperbaiki lokasi makam dan membangun tugu atau monumen di tempat para syuhada. Dukungan penuh dari masyarakat dalam melepaskan lahan sangat diharapkan,” ungkap Bupati Safaruddin.
Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota juga akan memberikan perhatian kepada keluarga dan ahli waris para pejuang yang telah berkorban dalam peristiwa Titian Dalam pada tahun 1949.
“Kami berencana memberikan penghargaan kepada anak cucu para syuhada yang berjasa dalam mempertahankan republik ini dan mengundang mereka dalam peringatan Hari Ulang Tahun Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2024,” tambah Bupati.
Bupati Safaruddin menekankan pentingnya pelestarian sejarah peristiwa Titian Dalam dan meminta Dinas Pendidikan dan Dinas Perpustakaan untuk mengarsipkan dengan baik semua dokumen terkait perjuangan PDRI.
Upacara peringatan peristiwa heroik 75 tahun lalu dihadiri oleh berbagai instansi, termasuk Dandim 0306/50 Kota, Kajari Payakumbuh, mewakili Polres 50 Kota, Polres Payakumbuh, anggota DPRD daerah pemilihan 5 Kabupaten Lima Puluh Kota, Sekretaris Daerah, dan kepala OPD.
Seorang warga setempat, Pandam Gadang Awis (82 tahun), menyampaikan bahwa acara tabur bunga dan ziarah makam kali ini lebih meriah dan dihadiri langsung oleh Bupati.
Awis, putra syuhada Syarif MP, turut memberikan kesaksian tentang peristiwa 75 tahun silam di mana ayahnya gugur setelah berhasil melawan tentara Belanda.
Wali Nagari Pandam Gadang, Devi Surya, juga menyampaikan kesan positif terkait acara ini. Ia berharap Pemerintah Kabupaten bisa membangun patung atau tugu di lokasi makam sebagai tanda penghormatan, dengan memperhatikan anak cucu para syuhada Titian Dalam.
Dalam acara tabur bunga dan ziarah makam, ditampilkan lintasan sejarah peristiwa pembunuhan sembilan syuhada di Titian Dalam.
Kesembilan pejuang, antara lain, Syarif MP, Engku Kayo Zakaria, Dirin, Nuin, Radian, Manus, Nyik Ali, Abas, dan Mak Dirin, gugur dalam perlawanan sengit melawan pasukan Belanda, melakukan pengerusakan jembatan untuk menghambat mobilisasi pasukan penjajah ke Koto Tinggi demi mempertahankan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.