Prof Aminuddin Miliki Kepedulian dan Perhatian Akan Bumi Tanadoang

TOkoh43 Dilihat

ReformasiAktual.com – Guru Besar Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari Sulawesi Tenggara (Sultra) Prof Dr Ir Aminuddin Mane Kandari, M.Si tetap menaruh harapan positif terhadap tanah tumpah darah kelahiran kakek neneknya Selayar (Bontobangun, Batangmata dan Gantarang red) agar lima tahun ke depan (2025 – 2029) Kabupaten Kepulauan Selayar dipimpin oleh Bupati yang pro rakyat dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat secara merata baik yang berdomisili di daratan Pulau Selayar maupun yang bermukim di lima wilayah kecamatan kepulauan yang terdiri dari Kecamatan Pasi’masunggu, Pasi’masunggu Timur, Pasi’marannu, Pasi’lambena dan Kecamatan Taka Bonerate.

Bupati dan Wakil Bupati hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 27 Nopember 2024 nanti harus bersih dan tidak terkontaminasi dengan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pemimpin yang bisa membangun Bumi Tanadoang Selayar dengan penuh keikhlasan, kejujuran serta memiliki sifat amanah sehingga akan tercipta kehidupan bermasyarakat yang aman dan damai.” ungkapnya melalui pesan singkatnya via Whatsapp, Minggu 31 Maret sekitar pukul 19.45 Wita malam ini.

Meskipun Prof Aminuddin dilahirkan dan dibesarkan di Pulau Binongko Kabupaten Wakatobi Sultra, dirinya tetap menaruh perhatian dan harapan yang besar terhadap Kepulauan Selayar. Iapun berharap Pemerintah Daerah (Pemda) dapat segera mengatasi krisis air bersih khususnya disejumlah pulau dalam Kawasan Taman Nasional Laut Taka Bonerate. Misalkan Pulau Latondu, Rajuni, Pasi’tallu, Tarupa, Jinato dan termasuk di Pulau Karumpa dan Pulau Madu di Kecamatan Pasi’lambena.

Menyinggung soal krisis air minum atau air bersih di daerah yang mengalami kesulitan memperoleh sumber air, Prof Aminuddin mengusulkan agar Pemda Kepulauan Selayar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dapat memberikan subsidi air disetiap desa. Disisi lain, Pemda juga mestinya mendorong Pemerintah Desa (Pemdes) khususnya yang selalu mengalami kesulitan air agar dapat memanfaatkan sebagaian dana desa dengan membangun bak penampungan raksasa yang berkonstruksi beton buatan Belanda.

Hal ini dimaksudkan kata dia, supaya dimusim hujan dapat dijadikan tempat penampungan air sehingga dimusim kemarau panjang dapat melayani kebutuhan air bersih masyarakat setempat. Kenapa mesti harus berkonstruksi bangunan Belanda sebab jika menggunakan konstruksi Indonesia makan akan retak atau hancur sebelum dimanfaatkan.” Demikian perhatian Prof Aminuddin terhadap masyarakat Selayar.
Disisi lain Putra Kelahiran Rukuwa Binongko, 31 Desember 1965 ini juga menaruh harapan agar benang merah keluarganya secepatnya ditemukan. Sebab menurut pesan kakek neneknya, ia berasal dari Botobagu, Batamata dan Gatara dalam bahasa Lontara Makassar yang berarti Botobagu itu adalah Bontobangun berada dalam wilayah administrasi pemerintahan Kecamatan Bontoharu, Batamata itu adalah Batangmata yang merupakan ibukota Kecamatan Bontomate’ne sedangkan Gatara itu berarti Gantarang yang berada diwilayah Kecamatan Bontomanai dan sebelumnya bernama Kecamatan Bontomaero.
Prof Aminuddin Mane Kandari juga merasa prihatin mengenai banyak pejabat dan Kepala Desa (Kades) yang diproses hukum oleh Aparat Penegak Hukum (APH) seperti Kepolisian dan Kejaksaan. Semoga para pelaku-pelaku korupsi dapat menyadari perbuatannya sehingga bisa menjadi sadar kembali. Dan bagi yang belum terungkap segera memperbaiki diri serta yang sementara berniat bisa menghentikan niatnya agar Kabupaten Kepulauan Selayar bisa terbebas dari kejahatan korupsi.” paparnya penuh harap.

(M. Daeng Siudjung Nyulle)