Pemdes Karyamekar Adakan Tradisi Hajat Bumi Tahunan

DESA60 Dilihat

Bogor //reformasiaktual.com- Desa Karyamekar, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, menggelar kegiatan Hajat Bumi yang merupakan cikal bakal budaya gotong royong di tengah masyarakat pedesaan, yang digelar di halaman kantor Desa Kutamekar, minggu (04/04/2025).

Hajat Bumi juga sebagai pesta rakyat, sebagai ungkapan rasa syukur dan saling berbagi, bergotong royong, dengan menggelar berbagai hiburan. Sehingga seluruh warga baik yang dekat maupun yang jauh ikut berbaur di acara tradisi tahunan itu. Menurut Kepala Desa Karyamekar Jaji, pihak desa selalu mengayomi apa yang diinginkan warganya, termasuk menghidupkannya kembali pesta rakyat Hajat Bumi.Kades mengatakan, warga Desa Karyamekar antusias mengikuti hajat bumi ini. Dimulai dari syukuran dan berdoa bersama.

Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Puncaknya adalah hiburan rakyat dengan menampilkan berbagai seni terutama seni jaipongan. “Saya tentunya senang melihat masyarakat yang hidupnya bertani, dan mereka ikut berbaur dengan warga lainnya dan mengucapkan syukur,” katanya.

Kades menambahkan“Alhamdulilah dengan adanya hajat bumi, para petani di Desa Karyamekar pun pada hadir dan makan bersama menikmati hasil dari petaninya,” ucapnya.

Hal yang sama dikatakan salah seorang Staff Desa Karyamekar. Menurutnya, hajat bumi ini adalah bagian budaya leluhur yang sekarang digelar oleh warga Kutamekar, semua warga sangat mendukung kegiatan tersebut, apalagi kegiatan ini memperlihatkan tidak adanya batasan antara kalangan masyarakat.

Mereka saling berinteraksi, sehingga terjalin kekompakan, persaudaraan, persatuan dan kesatuan. “Saya bangga, ternyata momen ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan saling menghormati. Semoga dengan adanya acara hajat bumi ini kebersamaan dan gotong royong bisa tumbuh dan berkembang khususnya di Desa Karyamekar,” ujarnya.

Sementara itu Kades menambahkan, tradisi Sunda Hajat Bumi juga disebut dengan tradisi Ngaruwat Bumi yang memiliki arti merawat bumi. “Ngaruwat dalam bahasa Sunda berasal dari kata ruwat yang memiliki arti merawat atau menjaga. Sehingga istilah dari Tradisi Sunda Hajat Bumi memiliki arti tradisi yang bertujuan untuk mengajak masyarakat sekitar mengumpulkan hasil bumi,” katanya.

Hasil bumi yang dikumpulkan, baik yang masih mentah maupun yang sudah diolah. Sebagai representasi rasa syukur kepada Tuhan serta memberikan rasa hormat dan menghargai leluhur suku Sunda. Tradisi hajat bumi di Desa Kutamekar adalah warisan nenek moyang jaman dulu, dan sampai sekarang masih di lestarikan setiap tahunnya, pungkas Kades.
( M. Yusup )