Tradisi Ngagondang Warnai Puncak Serentaun Kasepuhan Sinarresmi 2025

Budaya178 Dilihat

Sukabumi – Masyarakat adat Kasepuhan Sinarresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, kembali menggelar tradisi tahunan Ngagondang sebagai bagian dari rangkaian acara Serentaun Sinarresmi 2025. Kegiatan adat ini berlangsung khidmat dan meriah pada Sabtu, 12 Juli 2025, dengan dihadiri tokoh adat, warga kasepuhan, tamu undangan, serta wisatawan lokal maupun luar daerah.

Ngagondang merupakan ritual adat berupa tabuhan gondang (alat musik tradisional) yang menjadi simbol dimulainya puncak perayaan Serentaun. Tabuhan gondang ini dipercaya menyatukan irama, harapan, dan doa masyarakat kepada leluhur serta Sang Pencipta, sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen tahun lalu dan permohonan berkah untuk musim tanam berikutnya.

Kegiatan dimulai dengan arak-arakan adat yang membawa hasil bumi, diiringi penampilan seni tradisional khas Sunda buhun seperti angklung buhun, gondang, dan tarian adat. Suasana penuh kearifan lokal terasa menyatu dengan alam dan spiritualitas warga, mencerminkan filosofi hidup masyarakat adat yang masih memegang teguh nilai-nilai leluhur.

Tokoh adat Kasepuhan Sinarresmi menyampaikan bahwa Ngagondang bukan sekadar seremoni budaya, melainkan ritual sakral yang sarat makna. Tradisi ini menjadi wujud penghormatan terhadap alam, siklus kehidupan, serta pelestarian budaya Sunda buhun yang diwariskan secara turun-temurun.

Pemerintah Kabupaten Sukabumi, melalui perwakilan Kecamatan Cisolok, turut hadir dan memberikan apresiasi atas upaya pelestarian tradisi lokal yang terus dilestarikan masyarakat Kasepuhan. Dukungan juga diberikan dalam rangka pengembangan potensi wisata budaya yang berbasis kearifan lokal.

“Tradisi Serentaun dan Ngagondang merupakan kekayaan budaya yang patut dijaga. Ini bukan hanya kebanggaan masyarakat adat, tapi juga aset pariwisata daerah,” ujar perwakilan pemerintah dalam sambutannya.

Dengan semangat kebersamaan, tradisi Ngagondang tahun ini menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan antarwarga, menanamkan nilai budaya kepada generasi muda, serta memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus modernisasi.

Asep T