Reformasiaktual.com//BOGOR-
Presiden Joko Widodo mengapresiasi program Kartu Prakerja yang gelombang pertamanya resmi diluncurkan pada minggu kedua bulan April tahun 2020 lalu. Meski diluncurkan dalam suasana awal munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia, Presiden mengapresiasi antusiasme pendaftar yang hingga saat ini menembus angka 115 juta.
Saat memberikan sambutan dalam acara Silaturahmi dengan Alumni Penerima Kartu Prakerja di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, pada Jumat, 17 Juni 2022, Presiden mengatakan bahwa jumlah peserta yang diterima juga tidak kecil. Dalam dua tahun pelaksanaan hingga 32 gelombang, program Kartu Prakerja telah menjangkau 12,8 juta penerima manfaat.
“Besar sekali, ini angka yang tidak kecil 12,8 juta yang produktivitasnya meningkat, skill-nya meningkat, pengalaman kerjanya karena pelatihan ini menjadi meningkat 12,8 juta,” ujar Presiden.
Presiden menyebutkan, program Kartu Prakerja berhasil diluncurkan dengan memanfaatkan platform digital yang dibangun oleh anak-anak muda Indonesia. Melalui platform tersebut, kata Presiden, masyarakat tidak perlu melalui birokrasi yang panjang untuk mendapatkan manfaat dari pelatihan.
“Tadi seperti disampaikan Pak Airlangga, tidak ada yang lewat uang itu, anggaran itu ke kementerian, ke provinsi, ke kabupaten, ke kota baru ke peserta. Ini langsung dari Menteri Keuangan transfer langsung ke peserta, coba,” lanjutnya.
“Platform seperti ini hanya bisa dihasilkan oleh anak-anak muda, yang sudah tua kayak seperti saya enggak mungkin bisa membikin platform yang bagus seperti ini,” tambahnya.
Menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS), 88,9 persen peserta merasakan manfaat dari Kartu Prakerja. Melihat besarnya manfaat yang diterima peserta, Presiden pun optimistis program Kartu Prakerja bisa terus dilanjutkan.
“Terus ini akan dilanjutkan, akan diteruskan, termasuk tahun depan itu anggarannya sudah ada. Betul ya Bu Menteri? Sudah ada. Tahun depannya lagi, ada lagi. Anggarannya nanti tanyakan ke Bu Menteri Keuangan,” ucapnya.
Dalam laporannya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Kartu Prakerja merupakan program pemerintah untuk rakyat dan menjadi salah satu program yang paling masif dibandingkan negara lain. Melalui program ini, pemerintah berharap dapat menjadi solusi untuk menghadapi tantangan global.
“Dalam pertemuan tadi malam, UNESCO di Marrakesh, kami melaporkan dalam mereka mencari jalan untuk menghadapi tantangan the future of works terkait dengan transformasi digital, green economy, yang membutuhkan tenaga dan adult live long learning dari hampir seluruh negara yang memaparkan yang paling siap dan sudah operasional insyaallah dari Indonesia Pak melalui Kartu Prakerja,” ujar Airlangga.
Selain itu, Menko Perekonomian mengatakan bahwa program Kartu Prakerja juga telah mendapatkan apresiasi dari dunia Internasional. Bahkan, Airlangga menyebut sejumlah negara ingin mempelajari sistem Kartu Prakerja di Indonesia.
“Kemarin dalam pertemuan di Davos, Menteri Liesje dari Belanda dengan Perdana Menteri juga mengatakan Kartu Prakerja mereka ingin melihat dan ini bisa direplikasi di negara-negara berkembang yang lain,” imbuhnya.
Turut hadir dalam acara tersebut yaitu Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
(BPMI Setpres)