BRIN, ITB Nobel dan Politeknik Sahid Jakarta Riset Bersama di Bali

Nasional323 Dilihat

Reformasiaktual.com// Bali – Para Periset Tourism Sustainable yang tergabung dalam Tim Riset Kolaborasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia Makassar dan Politeknik Sahid Jakarta telah melakukan penelitian di Propinsi Bali dari tanggal 28 Nopember hingga 3 Desember 2022 mendatang.
       
Riset ini dipimpin oleh Marhanani Astuti dari BRIN PREIP Pusat dengan memiliki anggota tim sebanyak lima (5) orang. Mereka adalah Syahruddin Yasen dari ITB Nobel Makassar Sulsel, Muh Dachlan, Tri Margono dan Indra A.S.L.P Putri dari BRIN dan Diyan Putranto dari Politeknik Sahid Jakarta.
       
Marhanani Astuti selaku Ketua Tim menjelaskan,” Tim ini sedianya sudah harus terjun ke lokasi pada awal Nopember tahun 2022 ini. Akan tetapi sedikit mengalami penundaan lantaran menunggu turunnya kebijakan pendanaan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jakarta. Sesuai time schedul yang dirancang kami mesti menunggu keputusan pasti dari BRIN sejak 12 Nopember akan tetapi baru dapat direalisasikan pada 28 Nopember kemarin.” pungkas Marhanani.
         
Marhanani menyebut tujuan dari penelitian ini. Salah satunya adalah untuk menjawab tantangan global sekaitan dengan tuntutan green economy khususnya dalam konteks Tourism Sustainable. Penelitian ini kata Nani panggilan akrab bagi teman sebaya Marhanani Astuti, akan berlangsung selama tiga (3) tahun secara berturut-turut (multi year) yang berawal dari Kabupaten Badung di Propinsi Bali. Kemudian tahun 2023 di Kabupaten Manggarai Barat di Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tahun 2024 di Mandalika Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).” paparnya kepada media ini siang tadi, Selasa 29 Nopember 2022 sekitar pukul 12.45 Wita.
         
Marhanani menaruh harapan besar pada penelitian ini bahwa diakhir riset tahun ketiga pada 2024, akan dapat melahirkan rekomendasi terkait Sustainable Tourism sebagai faktor penunjang green economy seiring tuntutan Pentahelix atau pelibatan semua stakeholder sehingga akan menjadi round model atau blue print bagi wisata yang berkelanjutan.
       
Sementara itu,
Syahruddin Yasen selaku anggota tim kepada media ini menambahkan,” Riset ini adalah merupakan riset yang cukup menantang sebab selain harus menempuh batas-batas medan wilayah di tiga propinsi yang berbeda juga materi risetnya sangat luas karena menyangkut ekonomi hotel, enviroment dan human capital. 
       
Tuntutan riset diseluruh dunia saat sekarang ini adalah adaptasi muatan hasil riset dalam konteks pentahelix yakni pelibatan seluruh stakeholder. Artinya output riset harus merepresentasikan muatan dan input dari stakeholder.” tandas dosen Pascasarjana ITB Nobel ini. Menurut Syahruddin Yasen, tim ini telah melakukan pertemuan dengan berbagai stakeholder seperti Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Badung, Pimpinan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) di Nusa Dua Bali, Pimpinan Desa Adat dan Persatuan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) di Provinsi Bali.

( M. Daeng Siudjung Nyulle)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *