Reformasiaktual.com // Bukittinggi – Pertama dalam sejarah Taman Pendestrian Jam Gadang kota Bukittinggi menjadi lautan umat dan dihiasi lampu-lampu Handphone (HP) jamaah.
Lautan Para jamaah yang datang dari berbagai daerah pada gelaran Bukittinggi Bershalawat, Sabtu (27/5/2023) malam.
Sebelum kedatangan Ustadz Abdul Somad, Lc, Ma (UAS) para jamaah terlebih dahulu di suguhi siraman rohani melalui tauziah nya ustadz Jel Fathullah, Lc,. Ma.
Kedatangan UAS yang didampingi ustadz H. Asyam Hafidz, Walikota Bukittinggi Erman Safar, anggota DPR RI Andre Rosiade, anggota DPRD Bukittinggi Edison Katik Basa beserta Forkopimda Bukittinggi disambut meriah oleh seluruh jamaah.
Dengan pengawalan para santri pondok Tahfiz dari 24 kelurahan, para pendekar kota Bukittinggi dan ormas Pejabat Sumbar.
“Bukittinggi dibawah kepemimpinan H. Erman Safar insyaallah akan membawa keberkahan,” kata anggota DPR RI Andre Rosiade dalam sambutannya.
Dengan alasan yang jelas ia sampaikan rasa herannya dengan melihat banyaknya para santri pondok Tahfiz yang mengiringi dari Novotel hingga Taman Jam Gadang, dan ia bertanya kepada Walikota Bukittinggi Erman Safar.
“Itu semua para santri pondok Tahfiz yang ada di 24 kelurahan kota ini,” sebut Walikota Bukittinggi Erman Safar SH.
Selain program keumatan satu pondok Tahfiz satu kelurahan Andre Rosiade juga memuji program tabungan Utsman.
“Suatu program pemerintah yang bisa memerangi rentenir yang mana para pelaku UMKM di biayai oleh program tersebut tanpa membayar bunga,” tutur Andre.
Ia juga menyampaikan, selaku anggota DPR RI saya di berikan nasehat oleh UAS dan ustadz Jel, supaya bisa bermanfaat memperjuangkan kepentingan umat, salah satu contohnya sekarang banyak pramugari Garuda yang memakai hijab, itu tak lepas dari tauziah dan nasehatnya tokoh umat.
Dalam rangkaian acara Bukittinggi Bersholawat Ustadz Abdul Somad, Lc,. Ma sedikit memberikan siraman rohani dengan tauziah nya yang menyentuh hati.
Menanggapi pernyataan anggota DPR RI UAS mengatakan untuk sebuah kebijakan mesti dengan kekuatan, kekuasaan, kemauan dan politik, kalau umat Islam tidak peduli dengan politik dia akan dimakan oleh orang politik.
“Bumi Minangkabau, Bukittinggi, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang pertama adalah (ilmul ulama) ilmunya para alim dan ulama,” kata UAS.
“Bumi Minangkabau, Bukittinggi khususnya adalah negri nya para ulama, ninik mamak, tokoh adat, mudah-mudahan semua menjaga negri ini,” harapannya.
(Adju)