Reformasiaktual.com // Bukittinggi (Sumatera Barat) – Khabar gembira di awal tahun 2022 ini bersumber dari Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual pada rabu (5/1/2022), yang ditayangkan dalam siaran pers IKP Kominfo Bukittinggi.
Beliau mengatakan dari 90 kota, Indeks Harga Konsumen yang disurvey Badan Pusat Statistik (BPS), menunjukkan 88 kota mengalami inflasi, dan 2 kota mengalami deflasi.
Bukittinggi menjadi perhatian nasional karena terdata sebagai kota dengan tingkat deflasi terendah sepanjang tahun 2021 sebesar 0,04%, Deflasi tertinggi di Dumai 0,13%. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,91%, dan inflasi terendah terjadi di Pekanbaru sebesar 0.07%.
Dr. Fajri Muharja, Ekonom Universitas Andalas (Unand) mengatakan, Bukittinggi dengan deflasi terendah secara nasional sangat menguntungkan perekonomian makro dalam jangka pendek, yang mencerminkan penurunan harga secara agregat untuk semua komoditas yang berpengaruh terhadap ekonomi kota. Hal ini bisa disebabkan karena permintaan terhadap komoditas rendah atau biaya produksi komoditas yang mengalami penurunan.
Tetapi Deflasi dalam jangka panjang juga tidak akan memberikan insentif baik terhadap produktifitas daerah karena mengindikasikan harga-harga komoditas melemah, ujarnya.
Deflasi dalam jangka pendek merupakan hal yang positif, dan bisa mendorong konsumsi karena harga barang dan jasa menjadi lebih murah dari biasanya serta daya beli masyarakat meningkat, kamampuan masyarakat untuk menabung akan bertambah disebabkan berkurangnya biaya hidup, pada akhirnya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat, ungkap Martias Wanto, Sekretaris Daerah (Sekda) Bukittinggi, selaku Pelaksana Harian Tim Pengendalian Inflasi Daerah Kota Bukittinggi.
Walikota Bukittinggi H. Erman Safar, mengungkapkan rasa syukur beliau dengan adanya deflasi ini, ini pertanda daya beli masyarakat kota Bukittinggi masih stabil di tengah beratnya kondisi ekonomi saat Pandemi.
Beliau meminta masyarakat memanfaatkan momen deflasi ini dengan berbelanja produk lokal dan UMKM agar perekonomian masyarakat lebih aktif dan stabil, serta meningkatkan tabungan.
(Adju)