TANJUNG BALAI//Reformasiaktual.com
Ritual Bakar Replika Kapal Tongkang adalah pewarisan Budaya yang berasal dari Bagan siapi-api. Yang mana ritual tersebut mengingat kedatangan leluhur orang Tionghoa ke bagan siapi-api sekitar tahun 1826.
Karena mereka merasa cocok untuk tinggal dan menetap di daerah tersebut, akhirnya mereka membakar Tongkang yang mereka tumpangi sebagai maksud mereka tidak akan berpindah lagi ke daerah lain.
Pada jaman berabad tahun silam banyak orang-orang Cina dari daratan Tiongkok yang melakukan perantauan dengan perjalanan lintas negara menggunakan perahu atau kapal tongkang.
Orang – orang Cina yang keluar dari daratan Tiongkok untuk mencari tempat penghidupan yang aman dan nyaman. Yang mana saat itu di daratan Tiongkok sering terjadi pergolakan politik.
Mereka mengarungi lautan menuju beberapa negara di Asia Tenggara sebelum akhirnya sampai di negara Indonesia sebelum jaman kemerdekaan.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa Tanjung Balai Hakim Tjoa Kian Lie menuturkan :
“Pada masa ratusan tahun silam para leluhur orang Tionghoa Bagan Siapi-api awalnya melakukan pelayaran dari Tiongkok sampai ke Thailand, namun disana mereka tidak merasa nyaman untuk bertempat tinggal dan berpenghidupan. Akhirnya mereka berpindah-pindah untuk mencari tempat yang tepat untuk di jadikan tempat tinggal yang baru. Didalam pelayaran para perantau tersebut menemukan banyak rintangan baik perompak laut maupun menghadapi gelombang ombak yang besar saat itu.
Para perantau Tionghoa sebagai cikal bakal leluhur orang Tionghoa Bagan siapi-api sejak didaratan Tiongkok adalah orang orang yang menghormati Dewa KI HU ONG YA. Didalam pelayaran para perantau membawa serta atau di temani oleh Rupang Dewa KI HU ONG YA yang mereka percaya dan yakini sebagai dewa yang melindungi dan membawah berkah bagi mereka” tutur Kian Lie.
“Akhirnya sekitar tahun 1826 saat melakukan pelayaran ada sekelompok perantau melihat sebuah cahaya dari tengah laut seperti melihat cahaya api yang terang. Bagaikan seperti melihat petunjuk yang meyakini itu adalah petunjuk dari Dewa mereka. Akhirnya mereka merapat ke tepi dimana terlihat cahaya dan mereka berlabuh. Ternyata tempat tersebut adalah sebuah kawasan yang saat itu masih kawasan hutan.
Mereka memulai penghidupan yang baru disana. Karena mereka merasa cocok dan nyaman tinggal di tempat tersebut akhirnya mereka membakar Tongkang yang mereka tumpangi dengan tujuan mereka tidak akan pergi ke tempat lain lagi. Sejak saat itu mereka memulai penghidupan sebagai nelayan dan bercocok tanam. Setelah mereka hidup nyaman akhirnya berdatangan perantau lain dan tinggal bergabung dengan mereka.
Jadilah tempat tersebut sebuah kawasan pemukiman baru oleh orang-orang perantau dari daratan Tiongkok sebagai cikal bakal orang Tionghoa di Bagan siapi-api. Menjadikan bagan siapi-api sebagai tumpah darah mereka”, imbuh Hakim Tjoa Kian Lie.
Sementara salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa lain yang juga seorang politisi Partai Golkar Gotex Salim menambahkan, “Ritual Bakar Replika Kapal Tongkang adalah sebuah fakta sejarah mengenang leluhur orang Tionghoa yang merantau dari daratan Tiongkok ke bumi Indonesia dan negara – negara lain. Walaupun Bagan siapi-api bukan satu satunya daerah yang didarati oleh perantau Cina akan tetapi masih banyak daerah lain termasuk Tanjung Balai yang dulunya adalah kabupaten Asahan”, ujar Gotex.
“Bakar Replika Tongkang Bagan Siapi-api saat ini menjadi suatu Event Wisata Rohani yang di kunjungi oleh ribuan orang dari berbagai penjuru provinsi bahkan mancanegara. Para tamu yang hadir bukan hanya berasal dari warga keturunan Bagan Siapi-api saja, tetapi juga berasal dari warga yang bukan berasal dari keturunan warga Bagan Siapi-api.
Acara Ritual Bakar Replika Tongkang menjadi salah satu penyumbang ekonomi Bagan siapi-api dari sektor wisata dan ekonomi kreatif.
Ritual Bakar Replika Tongkang di Kota Tanjung Balai yang di laksanakan oleh warga keturunan Tionghoa Bagan siapi-api adalah pelestarian budaya leluhur dari Bagan siapi-api Rokan Hilir Riau yang terus diwariskan kepada generasi muda sebagai bentuk penghormatan kepada para leluhur. Kita berharap Ritual Bakar Replika Tongkang di Kota Tanjung Balai juga dapat menjadi Event Wisata di Kota kita. Guna mewujudkan harapan tersebut tentunya harus mendapatkan dukungan dari semua pihak, karena jika menjadi Event Wisata tentu akan membawa keuntungan bagi masyarakat kita dari sektor wisata dan ekonomi kreatif ” pungkas Gotex.
Turut hadir sebagai undangan dalam kegiatan ritual bakar replika Kapal Tongkang di Kota Tanjung Balai, Selasa ( 4/7/2023 ) antara lain :
Walikota Tanjung Balai H.Waris Tholib, S.Ag., M.M, Kakan Kemenag H.Al.Ahyu, anggota FKUB Js Jolly, Tauraja Turnip, S.Pd yang di dampingi oleh Bapak Suwardi Salim selaku Pembina Yayasan Vihara KI ONG KENG, Hakim Tjoa Kian Lie Ketua PD MAGABUTRI, Si Thien Hok Sekretaris PD MAGABUTRI Kota Tanjung Balai, Ma Guan Ketua Pengurus Vihara KI ONG KENG, Mo Tjai Ketua Yayasan Vihara KI ONG KENG, Gotex Salim anggota DPRD fraksi partai Golkar.
S T H / RA.