Kapal Pengangkut Pisang dari Kalao Toa Tujuan Pasi’tallu Tenggelam

Daerah47 Dilihat

KEPULAUAN SELAYAR, ReformasiAktual.com – Ince Ramli (35), Ince Jalang (37) dan Muh Asdar (35) adalah warga Dusun Ujung Desa Bontobulaeng Kecamatan Pasi’masunggu Timur telah ditemukan mengapung menggunakan cerigen diperairan Taka Lambena Pulau Kalao Toa. Ketiga warga Jampea Timur ini diselamatkan oleh seorang nelayan asal Karumpa setelah tiga jam terombang-ambing akibat jolloro miliknya tenggelam diterjang ombak disekitar arah barat Pulau Kalao Toa, Rabu 19 Februari pagi kemarin.

        Informasi tenggelamnya kapal tanpa nama yang memuat pisang asal Ujung Jampea ini berawal dari postingan seorang bidan bernama Intang di Lembang Mate’ne melalui akun facebooknya pada sekitar pukul 22.00 Wita malam tadi. Namun ketika bidan Intang dihubungi melalui telpon selulernya, ia mengakui jika ketiga korban sedang berada di Dusun Karumpa Timur Desa Karumpa sebuah pulau kecil dibagian barat Pulau Kalao Toa Kecamatan Pasi’lambena Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

        Mendapat pentunjuk itu, wartawan media ini, M. Daeng Siudjung Nyulle langsung menghubungi nomor kontak Kepala Dusun Karumpa Timur, Suhaedi. Tetapi tak merespon. Lalu menghubungi Sekretaris Desa Karumpa. Iapun membenarkan kejadian itu. “Kami saat ini sedang berada dirumah Ali Rudi anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Karumpa asal Distrik Umbosa menjenguk ketiga korban. Mereka mengaku terombang ambing selama 3 jam mengapung menggunakan cerigen kosong isi 30 liter.” katanya.

        Ince Ramli sang nakhoda yang dikonfirmasi via seluler Sekdes Karumpa menceritakan kronologis kejadian yang menimpa dirinya bersama dua orang ABKnya. “Kami tiba dari Ujung Jampea pada Selasa kemarin dengan tujuan memuat pisang dan akan dijual di Pasi’tallu dalam kawasan Taman Nasional Laut Taka Bonerate. Pisang itu kami beli di Latokdok dan Tadu. Saat akan menuju Pasi’tallu tiba-tiba kami terhalang cuaca ekstrem. Angin kencang dan ombak setinggi 3 meter menghadang. 

       Kamipun buang jangkar dan berlindung di Pulau Karumpa bagian timur. Sekitar pukul 06.00 Wita pagi tadi angin kembali reda. Perjalananpun dilanjutkan. Namun pada pukul 09.00 tiba-tiba cuaca kembali tak bersahabat. Ombak besar menghantam badan kapal mengakibatkan sambungan papan pada lambung kapal terlepas. Air lautpun masuk dan akhirnya tenggelam. Tak ada barang yang bisa terselamatkan. Kecuali celana pendek yang kami pakai.” ujarnya.

        Untung ada seorang nelayan asal Karumpa Timur sempat melihat kami bertiga sedang mengapung dan mendekati kami. Lalu kami dievakuasi dan dibawa ke rumahnya. Akibat musibah ini, kerugian diperkirakan mencapai Rp 50 jutaan. Apalagi kapal ini baru saja dioperasikan sekitar dua bulan yang lalu. Jika tak ada halangan, Jumat 21 Februari besok kami pulang lewat Pasi’tallu terus ke Ujung Jampea.” paparnya. (M. Daeng Siudjung Nyulle)