Kadisdik Dorong Inovasi Pembelajaran dalam Penguatan Nilai Pancasila

PENDIDIKAN396 Dilihat

Reformasiaktual.com//Bandung – DISDIK JABAR Buat inovasi pembelajaran!
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jawa Barat (Jabar), Dedi Supandi dalam penutupan Pelatihan Pembinaan Ideologi Pancasila bagi guru yang digelar di Hotel Mercure Bandung City Centre, Kota Bandung, Jumat (21/10/2022).

Kadisdik menjelaskan, Disdik Jabar telah meluncurkan berbagai inovasi untuk menunjang pendidikan kewarganegaraan, mulai dari peluncuran kurikulum antikorupsi dan antiradikalisme, membuat program 7 Hari Berkarakter (Harkat) serta lahirnya sekolah-sekolah toleransi. Program yang telah ada tersebut bisa menjadi landasan bagi para pendidik untuk melakukan
inovasi pembelajaran.

“Untuk menangani isu intoleran dan radikalisme, tugas kami di bidang pendidikan adalah melakukan pencegahan,” tegas Kadisdik.

Kadisdik pun mengapresiasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang terjun langsung melakukan pembinaan dan pelatihan bagi 100 guru di Jabar selama 4 hari ke belakang. “Karena, Jabar luar biasa banyak (masyarakatnya). Isu radikal juga ada maka pemerintah pusat turun langsung untuk membantu pembinaan ideologi Pancasila di Jabar,” tuturnya.

Rencanakan Festival Pakaian Adat bagi Siswa

Untuk mendekatkan kembali keberagaman budaya di Indonesia, Disdik Jabar berencana menggelar festival pakaian adat bagi siswa. “Nanti ada momen untuk siswa yang lakukan pakaian adat di masing-masing daerah. Akan kita hadirkan dengan slogan Indonesia adalah Jabar,” ujarnya, seraya menambahkan, Jabar sendiri menjadi pionir dengan dikenakannya pakaian daerah di lingkup sekolah menggunakan pangsi (siswa) dan kebaya (siswi) setiap satu hari dalam seminggu.

Hal tersebut pun sangat diapresiasi oleh Deputi Bidang Pendidikan dan Pelatihan BPIP, Baby Siti Salamah.

“Kami harap Jabar bisa menginspirasi dan bisa menularkan ke daerah lain. Minimal, ada penggunaan seragam pakaian daerah,” tuturnya.

Ia pun mendorong para guru untuk menambah pengetahuan dengan membaca literatur asli dari lembaga negara agar resmi, valid, dan ter standar. Ia juga mengajak para guru
bisa memotivasi semangat keberagaman kepada siswa melalui konten juga,” pungkasnya.

(Jenal Alviansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *