Ema Ajak Tokoh Agama Sosialisasikan Bahaya Narkoba

Sosial253 Dilihat

Reformasiaktual.com//KOTA BANDUNG- DI tengah pandemi Covid-19, bahaya penyalahgunaan narkortika dan obat-obatan terlarang (narkoba) masih terus mengancam. Untuk memeranginya, perlu peran seluruh pihak termasuk juga para tokoh agama yang memiliki pengaruh terhadap jemaahnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung yang juga Ketua Tim Terpadu P4GN, Ema Sumarna berharap, para tokoh agama bisa terus menyosialisasikan bahaya narkoba.

“Kalau di umat muslim, misalnya pada saat Salat Jumat, dalam satu bulan di ambil satu atau dua kali temanya tentang bahaya narkoba. Mengingatkan bahwa bahaya narkoba seperti apa, apalagi kita punya bonus demografi yang cukup tinggi,” ujar Ema saat memberikan sambutan pada acara Bimbingan Teknis (Bimtek) untuk para pegiat antinarkoba Kelurahan Bersinar di Hotel Sany Rosa, Kota Bandung, Rabu (3 November 2021).

Bimtek ini digelar Tim Terpadu Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) Kota Bandung. Kegiatan tersebut untuk menindaklanjuti inovasi kolaborasi Tim Terpadu P4GN terkait masalah penanggulangan masalah narkoba di Kota Bandung, dengan peserta dari tokoh keagamaan.

Menurut Ema, jika bahaya narkoba tidak diantisipasi, generasi ke depan bisa rusak. Sehingga semua elemen harus mengingatkan dari lingkungan terkecil, yakni keluarga, dan lingkungan RT-RW.

“Ini harus lebih kuat. Jadi polanya semacam bola salju yang menggelinding, dari lingkungan terkecil ke terbesar, semua saling mengingatkan,” ucapnya.

“Ada ruang dan media yang strategis, yaitu dalam kehidupan keagamaan. Apakah di masjid, gereja, kelenteng, pura, dan yang lainnya saling mengingatkan,” imbuhnya.

Tokoh agama baik muslim mau pun nonmuslim mendapat bimtek bagaimana menjadi mitra pemerintah, berkolaborasi dengan pemerintah menjadi pegiat untuk mengingatkan bahaya tentang narkoba.

Terkait tempat rehabilitasi, Ema mengungkapkan, hal itu memang menjadi tuntutan kebutuhan. Karena jumlah penyalahguna narkoba di Kota Bandung cukup tinggi. Hal itu konsekuensi dari kota besar yang mempunyai daya tarik.

“Namun sekarang tekanan APBD-nya sangat berat dampak dari Covid-19 bagi Kota Bandung sangat luar biasa. Tahun kemarin kita kehilangan pendapatan sekitar Rp1 triliun, karena memang dari 9 jenis mata pajak akibat Covid-19 sangat luar biasa,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Bandung, AKBP Deni Yus Danial mengatakan, bimtek ini merupakan salah satu dari inovasi kolaborasi berbasis keagamaan. Harapannya, para tokoh agama bisa menyuarakan tentang konten anti narkoba.

“Jadi hari ini bagaimana intervensi sosial berbasis keagamaan kita dorong untuk berjalan di Kota Bandung. Tujuannya adalah membangun sistem ketahanan diri masyarakat,” ucap Deni yang juga Sekretaris Tim Terpadu P4GN.

Menurut Deni, keterlibatan tokoh agama dalam mengedukasi dan menyosialisasikan bahaya narkoba bisa sangat efektif dalam strategi “demand reduction”.

“Kalau dari supplay reduction itu penegakkan hukum dari mulai penjara hingga hukuman mati ada. Untuk wilayah demand reduction-nya adalah membangun ketahanan diri masyarakat,” katanya.

“Untuk membangun ketahanan kota tanggap anti narkoba, dibutuhkan peran dari para tokoh agama. Mereka ikut melakukan desiminasi informasi, melakukan P4GN untuk mendorong ketahanan keluarga mulai dari aktivitas sosial keagamaan,” ucapnya.

 

(Eri)// Sumber: Kepala Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Bandung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *