Jangan Bangga Uluran Pemda Tapi Bersedih Masjid Rampung Tanpa Kontribusi

Daerah402 Dilihat

ReformasiAktual.com//KEPULAUAN SELAYAR – Masjid Besar Miftahus Salam yang terletak dipersimpangan tiga Kota Benteng ibukota Kecamatan Pasi’masunggu di Pulau Jampea diharapkan bisa menjadi Pelopor Gerakan Satu Masjid Satu Mahasiswa diwilayah kepulauan untuk mempercepat peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan. 

         Wakil Bupati, H Saiful Arif, SH menyatakan,” Saya tahu, jika masjid ini sementara dalam kondisi proses penyelesaian. Akan tetapi diharapkan jangan karena itu menjadi faktor penghalang. Masjid akan datang rezekinya sendiri dan pasti akan rampung pada masanya yang tepat.” ujar Wabup dalam sambutannya pada acara Peringatan Nuzulul Qur’an yang turut dihadiri Camat Pasi’masunggu, Nur Mawing, unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan, Ketua Panitia, Sukran Yusuf dan jamaah serta warga Desa Kembang Ragi.

        “Jangan bangga jika pembangunan masjid ini selesai cuma karena bantuan pemerintah dan pihak lain tetapi bersedihlah jika masjid ini dapat dirampungkan sementara kita sama sekali tidak punya kontribusi.” kata Wabup memotivasi warga setempat. Disamping itu, masjid juga berfungsi sosial. 40 keluarga yang bermukim disekitarnya mesti dapat memakmurkan masjid baik dari segi aspek pendidikannya, kesehatannya dan kesejahteraannya.

         Wabup, H Saiful Arif memberikan petutunjuk praktis pada acara Nuzulul Qur’an untuk menggali sumber dana dalam menyukseskan program Satu Masjid Satu Mahasiswa. Jangan hanya bisa mengandalkan kotak amal akan tetapi ajaklah warga Jampea yang sukses diluar daerah untuk membangun kampung halamannya melalui masjid dengan cara menjadi donatur tetap.” katanya menyarankan.

         Kepada media ini, Ketua Panitia Pembangunan Masjid Miftahus Salam, Sukran Yusuf yang juga mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Selayar mengungkapkan,” Pembangunan rehabilitasi total masjid ini, awalnya kami memiliki dana awal dari kas senilai Rp 70 juta, memperoleh bantuan dari Pemda pada tahun 2020 sebesar Rp 400 juta, PLN di tahun 2021 senilai Rp 100 juta dan bantuan dari Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2021 senilai Rp 60 juta, hambah Allah Rp 25 juta dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Pesisir Tanadoang senilai RP 2,5 juta.

        Kemudian di tahun 2022, Pemda Kepulauan Selayar kembali menggelontorkan bantuan sebesar Rp 250 juta sehingga total keseluruhan dana yang digunakan sudah mencapai angka Rp 827.500.000,00

       Lanjut Nur Mawing, kami tak memiliki data secara rinci dan detail mengenai swadaya masyarakat, namun kami bersyukur karena warga terus berpartisipasi dalam bentuk material lokal berupa batu gunung, pasir, batu bata, kayu dan bambu yang digunakan untuk tiang pancang. Dan diperkirakan anggaran yang akan digunakan sampai rampung akan menelan sekitar Rp 4 miliar.” tutup Sukran Yusuf. (M. Daeng Siudjung Nyulle)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *