Irjen. Pol. (P) Dr. Drs. H. Anton Charliyan:  Kepengurusan Paguyuban MAENPO NUSANTARA Resmi Terbentuk

Sosial231 Dilihat

 

Reformasiaktual.com//BANDUNG– Perwakilan- perwakilan Perguruan Maenpo yang tersebar di Jawa Barat, Banten dan Jawa Timur berkumpul untuk Gelar Silaturahmi dan pembentukan kepengurusan, bertempat di Rumah Mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan Jl. Parakan Asri No. 8 Batununggal Bandung, Senin (01/11/2021).

Turut hadir Didin As Suhana (Kg.Alit – KWRI UNESCO PARIS) secara daring dan Para peserta yang hadir di tempat telah mendapatkan Vaksinasi untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Anton Charliyan menyampaikan, dalam kesempatan tersebut, disepakati untuk membentuk suatu wadah Paguyuban yang dapat menjadi jembatan untuk mempersatukan Perguruan/Paguron Maenpo di Nusantara, selain sebagai wadah silaturahmi juga bersama-sama bertekad untuk memperjuangkan beladiri Maenpo sebagai Warisan Budaya tak Benda ke Badan Dunia PBB – UNESCO, ujarnya.

“Pada hari itu juga dengan semangat memperjuangkan Warisan Budaya di bentuklah kepengurusan Paguyuban MAENPO NUSANTARA”, ucapnya.

Dalam kegiatan tersebut terbentuk Kepengurusan Paguyuban dengan susunan kepengurusan diantaranya :

-Dewan Pembina : Irjen. Pol. (P) Dr. Drs. H. Anton Charliyan , MPKN. (Abah Anton), Didin As. Suhana (Kang Alit – KWRI UNESCO PARIS), Prof.Ir. Aman Wirakartakusuma, M.Sc.,Ph.D dan Mamat Mansyur.
-Sesepuh : Ir. H. Deden Hidayat, Drs. Rd. H. Sanny Wijaya Natakusuma, S.H.,
-Secara Aklamasi dalam pertemuan ini, mandat sebagai Ketua Umum Paguyuban Maenpo Nusantara di serahkan kepada : Cakra
-Ketua I : Asep Dadan S
-Ketua II : Jon Maulana Sidik
-Ketua III : Jahrul Mustofa
-Ketua IV : Anjar Nugraha, ST.MM.
-Sekertaris Jendral : Dandi Supriadi, S.Pd.I
-Sekertaris I : Ipin Arifin, S.Sos
-Bendahara Umum : Rd.H. Dicky Z. Sastradikusumah, S.E,
-Bendahara I : Abu Fatih Aditya
Kang Alit dari KWRI UNESCO PARIS mengucapkan puji syukur kepada Tuhan YME, bahwa sudah terbentuk , se-ikatan (sabeungkeutan), dan semoga bermanfaat untuk NUSA dan BANGSA.

“Hana nguni hana mangke, tan hana nguni tan hana mangke, aya ma beuheula aya tu ayeuna, hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna. Hana tunggak hana watang, tan hana tunggak tan hana watang. Hana ma tunggulna aya tu catangna”, ungkapnya.

 

Artinya: Ada dahulu ada sekarang, bila tak ada dahulu tak akan ada sekarang, karena ada masa silam maka ada masa kini, bila tak ada masa silam takan ada masa kini. Ada tunggak tentu ada batang, bila tak ada tunggak tak akan ada batang, bila ada tunggulnya tentu ada batangnya, terang Kang Alit.

Sementara, Ketua Umum terpilih Cakra mengatakan bahwa sudah saatnya Perguruan-perguruan Maenpo yang tersebar di Nusantara ini bersatu, bersama-sama memperjuangkan aset Warisan BUDAYA hingga mendapatkan pengakuan di badan Dunia PBB – UNESCO.

Saat ini kebanggaan terhadap nilai – nilai BUDAYA mulai luntur di generasi muda. Maenpo bukan hanya sekedar aspek beladiri, lebih jauh terdapat unsur – unsur filosofi. Pembentukan karakter, dapat di gunakan dalam berbagai aspek kehidupan masa kini. BUDAYA merupakan entitas suatu BANGSA, jika hilang BUDAYA nya, maka hilanglah BANGSA nya, dan dipastikan akan hilang juga NEGARA nya, tandas Cakra.

(red)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *