Pengangkatan Perangkat Desa Sapta Mulya Memantik Polemik Warga

Daerah120 Dilihat

Rimbo Bujang – Penjaringan perangkat desa yang dilakukan beberapa bulan yang lalu di Desa Sapta Mulia, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, menuai sorotan tajam dan menjadi polemik karena pemenang hasil penjaringan dengan nilai tertinggi tak kunjung di lantik.

Sesuai dengan Pampangan Surat Edaran yang di umumkan oleh pihak Pemerintahan dan panitia penjaringan Desa Sapta Mulia, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, melalui Tim Penjaringan Perangkat Desa tentang pemilihan Kepala Dusun Mulia Sari, yang di Ketuai oleh Cipto Waluyo sejak bulan April sampai dengan berita ini terbit, belum juga di adakan Pelantikan perangkat terpilih.

Hal ini menjadi keresahan warga dan beredar isu miring di kalangan masyarakat Desa Sapta Mulia, bahwa adanya dugaan kecurangan atas Hasil pemilihan perangkat Desa tersebut, dimana sesuai dengan informasi yang di digali oleh awak media reformasi aktual.com, justru peserta dengan nilai urutan kedua pada hasil tes ujian yang mendapatkan rekomendasi dari Camat Rimbo Bujang untuk di Lantik.

“Untuk di ketahui sesuai dengan prosedur panitia penjaringan, tes ujian yang di lakukan ada tiga kategori yaitu, tes PENILAIAN/SKOR, Nilai Ujian Ganda, Nilai Ujian Tertulis dan Nilai Ujian POLT.

Dan hasil ujian seleksi perangkat Desa tersebut, atas nama Heru Permana mendapatkan Nilai tertinggi, yaitu 180,3 mengalahkan 2 orang peserta lainnya. namun  yang menjadi keresahan masyarakat sekitar, bahwa Camat Rimbo Bujang, merekomendasikan nama yang berbeda, yaitu Atas nama Mamang Triyono yang memperoleh peringkat kedua dengan nilai 145,5.

“Tokoh masyarakat setempat yang enggan disebut namanya saat di konfirmasi media ini juga mengatakan, seharusnya proses penjaringan dan penyaringan untuk mencari nilai tertinggi itu sangat penting, tujuannya adalah untuk mendapatkan calon perangkat Desa yang paling berhak menempati posisi sebagai perangkat Desa dengan hasil ujian dan nilai tertinggi,” Cetusnya.

Harusnya dengan hasil tes ujian dengan nilai tertinggi itulah yang di rekom oleh Kades dan Camat untuk segera di lantik, sampai saat ini pun belom juga ada pelantikan, malah isu yang beredar nilai nomor dua justru yang mau di lantik, harusnya desa memberikan kepastian tentang pelantikan tersebut, kan dah jelas pemenang ujiannya siapa, ini malah kok yang kalah mau di lantik, jelas ini akan menimbulkan keresahan dan protes masyarakat nantinya,”imbuhnya lagi.

( Supriyadi )